Pembahasan kali ini nampaknya agak sensitif ya Bun, hehe. Tapi gak apa-apa ya, sebagai orangtua pasti kita ingin yang terbaik untuk anak, Jadi bismillah mari kita bahas.
Menerapkan ilmu parenting yang sudah kita pelajari entah dari buku parenting, atau dari konten-konten ahli parenting ternyata bukan hal yang mudah. Apalagi posisi kita tinggal di rumah mertua, pasti tantangannya akan lebih berat lagi. Intervensi dari mertua terkadang sulit dihindari, hal ini sering kali menjadikan menantu dan mertua tak sepaham, bahkan bisa berujung pada pertengkaran bersama pasangan.
Jangankan kita ya Bun, sekelas artis Nikita Willy yang belakangan ini sering jadi sorotan lantaran menerapkan ilmu parenting yang masih tabu dikalangan masyarakat, juga ngerasain hal kayak kita lho. Dikomentari mertua dan orangtua saat menerapkan finger food sejak dini ke anak, belom lagi dijulidin netizen se-Indonesia raya. Rata-rata komen masalah baby Issa yang dilatih mandiri sejak dini, diusianya yang masih bayi sudah bisa tidur sendiri.
Ketegasan Nikita Willy sebagai seorang ibu terlihat saat baby Issa dititipkan ke grandma nya, Nikita Willy gak segan lho nulis note list yang harus dilakukan dan yang gak boleh dilakukan grandma ke cucunya. Mungkin bunda ada yang sempat lihat note nya, karena note itu tersebar di sosial media.
Nah point yang bisa diambil dari Nikita Willy meski sempat dikomentari orangtua dan mertua, serta dijulidin netizen maha benar se indonesia raya, tapi Nikita gak pantang menyerah lho, dia tegas dan benar-benar menjalankan perannya dengan baik dan maksimal.
Nah kita yang bukan public figur, tantangan terbesarnya mungkin mertua aja, harus tetep semangat ya kan. Semangat untuk cari solusinya sama-sama. Nah kalau ada yang komen mendang mending
"Masih mending mertuanya begini, masih mending mertuanya begitu... Hehehe"
Dari pada mendang mending, nah mendingan izinin saya untuk sharing tips menerapkan ilmu parenting di rumah mertua, ini berdasarkan pengalaman pribadi ya, selamat menyimak bun semoga tips dari saya bermanfaat ya.
Baca Juga: Ma Jangan Marah-Marah, Nanti Temannya Setan
Cucu Pertama dari Dua Keluarga
Beruntungnya saya diizinkan suami melahirkan di rumah orangtua, jadi kalau ada sesuatu yang kurang sesuai dari cara orangtua saya memperlakukan cucunya ya saya gak sungkan untuk memberitahu. Karena saya merasa kasih sayang kakek nenek ke cucunya itu terlalu berlebihan dan cenderung memanjakan, apalagi ini cucu pertama ya kan, kata orang cucu pertama itu pemegang tahta tertinggi di keluarga. Hehehe
Oke lanjut setelah anak saya berumur 3 bulan saya diajak suami merantau ke Malang. Saya sangat senang karena saya bisa mengurus anak sendiri, dan menjalankan peran sebagai ibu sejati. Singkat cerita suami saya dipindah kerja di Jawa tengah, saat itu usia anak kami 3 tahun lebih. Nah saat itulah saya harus tinggal bersama mertua, dan untuk mendukung berlangsungnya parenting yang sebelumnya sudah saya terapkan ke anak hal pertama yang saya lakukan adalah:
Berkomunikasi dengan Suami
Jadi ketika kita tinggal di rumah mertua saya coba diskusi sama suami, tanpa bermaksud menyudutkan pola asuh dari mertua. Hanya saja saya ingin diberikan wewenang penuh untuk tetap menerapkan apa yang selama ini saya lakukan untuk anak saya, saya minta suami saya berbicara kepada ibunya tentang pola asuh yang kami terapkan.
Jadi biarlah itu menjadi urusan suami bagaimana caranya dia menyampaikan ini ke ibunya, karena saya yakin suami saya yang lebih paham bagaimana cara menyampaikan hal ini tanpa harus menyinggung hati ibu. Karena bagaimanapun anaklah yang lebih paham bagaimana berbicara tanpa menyinggung hati seorang ibu.
Membantu Mertua Menerapka Pola Asuh yang Kita Terapkan
Pengalaman mertua dan pengalaman kita mengurus anak pasti beda ya Bun, mertua pasti akan menerapkan pola asuh berdasarkan pengalamannya kepada cucunya. Nah sedangkan kita menerapkan pola asuh berdasarkan referensi yang kita dapatkan dari ahli yang ternyata pasti ada aja yang bertolak belakang dengan apa yang diterapkan mertua kita.Nah misalnya ketika anak jatuh, ada mertua yang malah menyalahkan lantainya, atau menyalahkan benda lain yang ada disekitar anak saat anak terjatuh
"Aduh ini lantainya nakal ya, sini pukul dulu lantainya, gara-gara lantainya abang jatuh ya"
"Abang jatuh karena Abang kurang hati-hati Mbah uti, lantainya gak salah karena posisi lantainya dari dulu kan memang disitu, Abang gak apa-apa kok".
Jadi saya seolah mewakili anak saya berbicara kepada Mbah utinya, saya senang karena Mbah uti nya mau mengerti, beliau mungkin sedikit malu jadi hanya tersenyum sambil berkata
"Eh iya ini Mbah uti kok jadi nyalahin lantainya ya hehehe"
Kemudian ada momen lagi dimana anak saya segalanya disiapkan dan di pakaikan. Misalnya sehabis buang air kecil, Mbah utinya udah gercep pakein celana cucunya. Nah saat itu saya mencoba bicara begini:
"Mbah uti Abang udah bisa lho pakai celana sendiri, Mbah uti mau lihat gak?"
Nah itu sih yang saya lakukan, saya gak bisa protes langsung karena takut menyinggung hati mertua, bersyukurnya dengan cara begitu mertua saya mau mengerti.
Baca Juga: Pillow Talk, Caraku Makin Bonding dengan Anak
Posting Komentar untuk "Tips Menerapkan Ilmu Parenting di Rumah Mertua"