Bangkit dari Titik Terendah dalam Hidup. Kata orang hidup tak seindah pelangi, emang bener sih saya pun setuju kalau hidup itu memang gak seindah pelangi yang colorfull dihiasi warna-warna yang indah. Kenyataannya hidup itu memang berwarna tapi menurut saya warna kehidupan itu lebih komplit dari warna pelangi.
Kalau pelangi identik dengan warnanya yang cerah, beda lagi dengan kehidupan yang warnanya gak hanya cerah, tapi ada yang samar dan gelap pun ada. Kenapa? karena hari-hari yang kita lalui dalam hidup gak selalu disinari cahaya.
Ada kalanya kita harus mengalami mendung, hujan, bahkan badai. Untuk itulah kita harus menyiapkan diri menghadapi apapun yang akan terjadi dalam hidup ini, bahkan saat berada di titik nadir atau titik terendah pun kita harus siap.
Ngomong-ngomong soal titik terendah nih, saya rasa semua orang pasti pernah berada di titik terendah dalam hidupnya. Meski kehadirannya tidak diinginkan, namun sekeras apapun kita menolak jika memang kita yang Allah takdirkan untuk menerimanya, maka tidak ada pilihan lain selain ikhlas dan sabar menjalaninya.
Banyak orang ketika berada di titik terendah dalam hidup merasa tidak sanggup, bahkan paling fatal ada yang sampai mengakhiri hidup, tapi semua tergantung bagaimana cara kita merespon dan mencari jalan keluar. Berada di titik terendah memang sangat sulit dan sangat menyakitkan, namun yang perlu diingat saat berada di titik terendah kita hanya memiliki dua pilihan yaitu bangkit atau kita akan hancur.
Berada di titik terendah seringkali membuat kita bingung seolah hilang arah dan gak tau harus gimana??
Bener gak?
Bener lah ya, saya sendiri juga pernah kok ada di titik paling rendah dalam hidup, dan rasanya memang sesakit itu. Tapi bagi saya titik terendah bukanlah akhir dari segalanya, justru titik terendah memberikan saya banyak sekali pelajaran hidup yang sangat berharga.
Tiap orang punya cara masing-masing untuk keluar dari titik terendah, dan di tulisan kali ini saya ingin berbagi sedikit tips melewati titik terendah dalam hidup saya. Jadi apa yang akan saya sampaikan ini adalah versi saya sendiri ya, semoga saja bisa bermanfaat juga untuk teman-teman khususnya yang saat ini sedang berjuang melewati titik terendah dalam hidup.
Titik Terendah Harus Disyukuri
Hal pertama yang harus dilakukan saat berada di titik terendah adalah tarik nafas yang dalam, hembuskan lalu bersyukurlah dengan mengucap "Alhamdulillah". Ya bersyukur sebagai rasa terimakasih kita dan sebagai bentuk keikhlasan kita menerima apapun yang sudah Allah takdirkan terjadi dalam hidup kita. Hal ini juga merupakan bukti keimanan kita kepada Allah SWT.
Bersyukur saat sedang berbahagia merupakan suatu hal yang biasa dan memang suatu keharusan sebagai bentuk ungkapan terimakasih kita kepada sang pencipta. Namun adakah yang bersyukur saat diberikan ujian berat atau saat ditempatkan di titik terendah? Tentu gak sembarang orang bisa melakukannya bukan? Karena biasanya ketika seseorang berada di titik terendah pastinya super duper galau, over thinking sampai gak tau harus ngapain. Bahkan kadang sampai ngebatin "ya Allah kenapa harus aku yang diuji seperti ini, aku gak sanggup ya Allah" padahal kata Allah "why not???".
Allah menempatkan kita di titik terendah bukan untuk melemahkan atau menghancurkan kita, justru sebaliknya Allah ingin kita menjadi orang yang lebih kuat dan lebih baik dari sebelumnya. Bukankah Allah tidak akan menguji seseorang diluar batas kemampuannya? Jadi titik terendah itu bukan untuk sembarang orang, melainkan untuk orang-orang terpilih. Allah juga liat-liat dulu kok kalau mau menguji seseorang, ujian yang Allah berikan itu pasti sesuai dengan kapasitas dan kualitas dari orang tersebut.
Jadi bersyukur dulu ya, jangan hanya saat menerima nikmat Allah aja kita bersyukur, tapi saat menerima musibah pun kita tetap harus mengucap syukur. Percaya deh bersyukur saat berada di titik terendah membuat hati kita merasa tenang.
Beri Waktu untuk Diri Sendiri
Selanjutnya ini gak kalah penting ya, saat berada di titik terendah sebaiknya gak perlu memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja, karena itu hanya akan semakin menyiksa. Take your time, beri waktu untuk diri sendiri, pahami keinginan diri sendiri dan berikan waktu kepada diri sendiri untuk mengekspresikan kesedihan dengan cara apapun misal menangis, merenung, atau berdialog dengan diri sendiri.
Menangis memang tidak menyelesaikan masalah namun setidaknya dengan menangis kita bisa merasa lebih baik, hati yang sebelumnya sesak dipenuhi rasa sakit lewat tangisan setidaknya ada rasa lega meskipun masalahnya masih tetap ada.
Merenung juga gak menyelesaikan masalah tapi ketika di titik terendah gak ada salahnya kita meluangkan waktu sejenak untuk merenung sambil refleksi dan introspeksi diri. Mungkin selama ini kamu gak pernah menyangka akan berada di titik terendah, dengan memberi waktu untuk merenung setidaknya kamu bisa menyadari apapun bisa terjadi pada hidupmu, sesuatu yang paling kamu takuti, atau sesuatu yang menurut mu gak mungkin terjadi, tapi nyatanya hari ini kamu mengalaminya sehingga membuat diri mu se rapuh ini.
Ya hidup memang keras, sangat keras. Kapanpun kamu bisa berada di titik terendah, tanpa perduli kamu siap atau tidak menjalaninya. Jadi merenung sebentar gak masalah kok, asalkan kamu bisa mengontrol durasinya dan gak berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan akan membawa dampak buruk untuk kita.
Kemudian kamu juga bisa berkomunikasi dengan diri sendiri ya selayaknya berbicara kepada teman, ngobrol dulu dengan diri sendiri untuk memvalidasi apa yang kamu rasakan.
Saat ini saya sedang sedih, kecewa, marah, dan sakit, ya semua rasa itu bercampur menjadi satu, sehingga membuat saya lemah, tapi gak apa-apa kok semua rasa ini hanya sementara setelah ini saya akan bangkit lagi.
Intinya semua perasaan yang ada kita konfirmasi dulu, diri kita butuh waktu juga untuk mencerna dan menerima kenyataan yang terjadi, dengan memberi waktu pada diri sendiri pelan-pelan ketika diri kita sudah bisa menerima kenyataan yang terjadi, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menemukan solusi supaya bisa segera melewati titik terendah ini.
Mendekatkan Diri Kepada Allah
Berada di titik terendah membuat pikiran kita kacau, hati kita hancur, fisik kita lemah. Namun ada satu hal yang masih kita miliki sebagai alat untuk membangkitkan kita dari keterpurukan yaitu keimanan. Yaps keimanan dalam diri kita akan menuntun kita untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta, dan keimanan juga yang akan menjauhkan kita dari keputus asaan.
Jika saat berada di titik terendah kita menyadari bahwa hubungan kita dengan sang pencipta kurang dekat, kemudian kita masih memiliki rasa rindu ingin lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah, ingin memperbanyak ibadah. Semua itu karena masih ada keimanan dalam diri kita.
Jadikan titik terendah dalam hidup sebagai momen yang paling efektif bagi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada sang pencipta. Bisa jadi kita ditempatkan di titik terendah karena memang Allah lagi kangen banget sama kita, Allah kangen ibadah kita, Allah kangen doa-doa kita.
Kita bisa curhat sama Allah disaat kita gak punya teman untuk berbagi kesedihan, ceritakan semua apa yang sedang terjadi, dan kita bisa memohon supaya Allah mudahkan kita melewati semua.
Saya termasuk orang yang kalau lagi di titik terendah ngadu nya sama Allah dulu, saya ceritain dah semua apa yang saya alami dalam doa sambil nangis, saya juga memohon supaya saya dikuatkan dan di berikan petunjuk untuk bisa keluar dari titik terendah.
Dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah disitulah saya mendapatkan ketenangan batin dan ada perasaan lega juga. Selain itu saya juga jadi bisa menerima dan mencerna apa yang saat ini terjadi, saya juga yakin kenyataan yang saya alami adalah yang terbaik untuk hidup saya, Allah sangat sayang sama saya mangkanya saya dikasih ujian berat, dan saya yakin akan ada kebaikan dibalik ujian berat yang Allah berikan.
Seorang ustadz pernah berkata:
"akan ada satu masa dalam hidup setiap hamba, merasakan suatu persoalan yang seakan-akan beban berat yang dipikul sampai merasa kesulitan dari ujung kepala sampai ujung kaki, siapapun itu.. kalau ada yang merasakan itu yakinlah kata Allah, pada saat itu sesungguhnya Allah sedang mengangkat derajatnya, dan meningkatkan kualitas hidupnya untuk mencapai sesuatu yang istimewa yang belum pernah diraih sebelumnya".
Hadirkan Semangat Baru, Kesibukan Baru Supaya Kita Lebih Cepat Move On
Setelah keadaan diri kita mulai sedikit membaik, sudah bisa memahami dan ikhlas menerima kenyataan yang terjadi maka sudah saat nya kita menata kembali dan melanjutkan kembali perjalanan kita yang sempat terhenti sejenak. Hadirkan lagi semangat baru dalam diri kita untuk tetap melanjutkan apa yang ingin kita capai. Mulai menata hidup lagi dengan tujuan dan pencapaian yang jelas. Sibukkan diri dengan berbagai aktivitas positif yang mendukung tercapainya impian kita.
Dengan menyibukkan diri pikiran dan hati kita tidak akan fokus pada titik terendah yang kita alami, kita akan fokus pada kegiatan yang kita jalani. Ini akan mempermudah kita untuk keluar dari titik terendah, dan dengan kesibukan yang kita jalani kita juga lebih cepat move on dari rasa sakit yang kita alami.
Tapi kalau kamu masih bingung bagai mana menata kembali, maka mungkin kamu bisa memulai dari diri mu sendiri, ya coba deh tanya diri mu dulu, kamu mau apa? Apa yang bisa buat kamu bahagia hari ini? Maka lakukanlah. Kamu perlu membuat diri mu bahagia dulu, supaya kamu bisa berpikir jernih untuk menata dan menyusun strategi untuk menggapai mimpi mu.
Misalnya nih kamu udah lama banget gak healing, nah coba deh healing dulu ke tempat yang ingin kamu kunjungi. Atau kamu pengen makan sesuatu, coba deh turuti dulu apa yang diri kita mau. Senengin dulu diri sendiri supaya kita bisa membangkitkan lagi semangat dalam diri kita yang sempat hilang sebelumnya.
Bangkit dan Jalani Hidup Dengan Bahagia
Bismillah yuk mulai bangkit meski terasa sangat berat, tapi waktu akan terus berjalan kalau kita diem aja ya kita gak akan bisa keluar dari titik terendah. Apa yang kita alami ada awal dan ada akhir, jadi titik terendah juga pasti ada akhirnya ada masanya akan selesai. Kita hanya perlu optimis dan sabar, yakin sama diri sendiri yakin juga sama kemampuan bahwa kita bisa bangkit dan siap untuk melangkah lagi.
Proses untuk keluar dari titik terendah emang gak mudah, butuh perjuangan yang gak main main fisik dan mental harus sekuat baja. Gak apa-apa kok kalau kamu melangkahnya pelan-pelan yang penting kamu tidak memilih untuk diam.
Bangkit dan jalani hari-hari dengan berbagai kesibukan yang sudah kamu persiapkan sebelumnya, kamu berhak bahagia, kamu berhak meraih apa yang kamu impikan. Semangat terus ya.
Posting Komentar untuk "Bangkit dari Titik Terendah dalam Hidup"