Ketika Rumah Tanggamu Diuji Bertubi-Tubi
Andaikan ada rumah tangga tanpa masalah maka yang paling berhak untuk itu adalah rumah tangganya Nabi, karena beliau merupakan insan sempurna yang paling bertakwa dan paling mulia akhlaknya. Tapi pada kenyataanya rumah tangga Nabi pun tak luput dari masalah. Nah kalau rumah tangganya Nabi aja diuji apalagi rumah tangga kita. Kita ini manusia biasa penuh dosa yang belum jelas syurganya, tapi baru diuji dikit aja kadang udah ngeluh seolah menjadi manusia yang paling berat ujiannya.
Yah mau bagaimana lagi ya kan namanya juga orang hidup, ya sudah pasti akan selalu dapat ujian. Bagi saya pribadi ujian itu ibarat hadiah spesial yang langsung diberikan oleh Tuhan. Jadi bukan hadiah sembarangan yang ketika diberikan bisa langsung diterima dengan suka cita dan ketika dibuka sudah langsung nampak isinya. Hadiah dari Tuhan itu adalah sebuah hadiah ketika diberikan gak semua orang bisa menerimanya, dan isinya pun bukan sesuatu benda yang nampak bentuk fisiknya, melainkan suatu hal yang amat sangat luar biasa dan hanya dirasakan oleh orang-orang yang bisa menerima hadiah itu dengan suka cita.
Ngomong-ngomong soal masalah rumah tangga, sebenernya pembahasan seperti ini sensitif ya, karena bisa bikin saya mewek, gimana gak mewek sambil nulis sambil terbayang tiap momen yang sudah saya lalui. Meskipun pernikahan saya mungkin tergolong belum terlalu lama tapi di usia pernikahan yang ke enam ini banyak banget hal yang saya alami.
Susah dan senang semua silih berganti, banyak hal yang berubah dari diri saya setelah menikah, terlebih ketika saya menjadi seorang ibu, saya merasa terlahir kembali dengan versi terbaru dari diri saya. Mungkin sudah sepatutnya saya merasa bangga dengan diri sendiri karena sampai detik ini saya masih bisa bertahan, melewati berbagai ujian yang terkadang terasa melelahkan. Ya emang se lelah itu ya kalau berhadapan sama masalah, apalagi kalau masalahnya variatif dan muncul dari berbagai arah mata angin, duh sampe mikir sehebat apa sih saya sampai-sampai Tuhan se cinta ini ama saya. hehehe
Semakin tinggi usia pernikahan masalah yang datang juga akan semakin berat, itulah yang saya rasakan saat ini. Di usia pernikahan ke enam tahun saya mendapatkan masalah yang sangat berat, lebih berat dari masalah-masalah yang saya alami di tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini masih dalam proses menata hati supaya bisa menerima dengan lapang dada, mungkin untuk kelanjutannya akan saya tulis nanti setelah saya berhasil melewati masalah terberat yang saya alami saat ini. Dalam tulisan ini saya hanya ingin menasehati diri sendiri, dengan harapan saya bisa segera berdamai dengan keadaan.
Baca Juga: Bangkit dari Titik Terendah Dalam Hidup
Rumah Tangga Ibarat Sebuah Kapal
Rumah tangga sering kali diibaratkan dengan sebuah kapal yang berlayar mengarungi luasnya samudra kehidupan. Suami berperan sebagai nahkoda, istri berperan sebagai juru layarnya, anak-anak berperan sebagai penumpangnya, ombak arus dan badai adalah ujiannya.
Tujuannya adalah samawa dan agama berperan sebagai kompas yang mengarahkan supaya kapal tidak salah arah dalam mencapai tujuan. Dalam sebuah kapal, masing masing anggota punya peran dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan fitrahnya. Dibutuhkan kerjasama yang baik antar seluruh anggota agar kapal bisa tetap berlayar mengarungi bahtera kehidupan dalam berbagai keadaan.
Suami sebagai nahkoda kapal harus berkonsentrasi dalam mengarahkan kapal, melihat kedepan, kesamping, ke lautan lepas untuk memastikan laju kapal selalu aman. Artinya suami harus selalu melindungi dan memastikan seluruh anggotanya aman, selain itu suami juga harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anggotanya.
Sedangkan istri sebagai juru layar berperan mendampingi nahkoda untuk dimintai pendapat, selain itu juga memenuhi kebutuhan anggotanya, misalnya membuatkan makanan, minuman, serta memastikan kebersihan kapal.
Begitulah rumah tangga, harus kompak dan saling menjaga satu sama lain. Meskipun perselisihan antara suami dan istri tidak mungkin dihindari namun yang perlu diingat adalah apabila ada masalah antara suami dan istri harus bisa segera menyelesaikan masalahnya. Jangan sampai membiarkan masalah sampai berlarut-larut sehingga membuka kesempatan bagi setan untuk mengganggu membisikkan hal hal yang semakin memperkeruh suasana.
Selesaikan Masalahnya, Bukan Rumah Tangganya
Ketika terjadi masalah di dalam rumah tangga, maka sebaiknya fokuslah untuk menyelesaikan masalahnya, bukan malah ingin menyelesaikan rumah tangganya, percaya deh gak ada satupun masalah yang gak ada jalan keluarnya, pasti ada kok. Apakah dengan menyelesaikan rumah tangga masalah akan benar-benar selesai? Apa gak justru lebih berat, karena pastinya akan muncul masalah-masalah baru yang malah semakin membuat kita stress.
Supaya masalah bisa segera selesai ada baiknya kita saling terbuka, mengesampikan ego masing-masing demi keutuhan rumah tangga. Bicara bersama ungkapkan apa yang menjadi keresahan dihati, supaya pasangan bisa mengerti dan bisa mengambil sikap untuk menjauhi hal-hal yang tidak disukai.
Demikianlah masalah di dalam rumah tangga itu sejatinya bagaikan bumbu yang menjadikan rumah tangga semakin harmonis, bayangkan saja apabila rumah tangga tanpa ada masalah hanya monoton saja, pastinya akan terasa hambar dan membosankan bukan?
Terkadang kita harus bersyukur dengan hadirnya masalah gak hanya menjadikan rumah tangga harmonis, namun masalah juga membawa manfaat yang baik untuk diri kita sendiri. Dengan masalah kita bisa mendewasakan diri, mendewasakan sikap dan pola pikir yang akan membawa dampak baik bagi karakter serta kepribadian kita sebagai manusia.
Untuk siapapun yang saat ini rumah tangganya sedang diuji, kamu tidak sendiri banyak rumah tangga yang Tuhan uji hanya saja kamu tidak mengetahui. Jika kamu merasa ujian mu begitu berat bersyukurlah karena Tuhan memberikan ujian yang berat hanya untuk orang-orang hebat. Kamu hebat dengan ujian yang Tuhan berikan, kamu kuat dan kamu pasti bisa melewati itu..
Begitulah cara Tuhan menyayangi mu...
Terima kasih atas perkongsiannya.. Salam dari Malaysia.. Perkahwinan sy baru setahun lebih.. Byak ujian yg dtg dlm rumahtangga.. Ada yg manis.. Ada yg pahit... Apapun masalah kembali kepada Allah itulah solusi yg terbaik.. Terima kasih ya atas perkongsian yg menarik
BalasHapus